Nadhila Hibatul Nastikaputri, dkk. - Sastra Subjek Dan Konstruksi Asimetris
Rp135.000
GBG0018
Buku Nadhila Hibatul Nastikaputri, dkk. - Sastra Subjek Dan Konstruksi Asimetris
Idealitas (kehidupan) sejatinya tidak pernah ada. Subjek selalu berjalan di atas ketidakpastian, dan pada posisi tertentu ia dikonstruksi, berkontestasi, dan bergerak atas ketidakpastian itu. Hal inilah yang membawa subjek berada dalam sumbu-sumbu asimetris.
Tulisan-tulisan dalam buku ini secara keseluruhan bermuara pada perbincangan mengenai persubjekan. Perbincangan tersebut secara tidak langsung memiliki titik temu dan menjadi tema besar buku ini. Subjek-subjek dalam buku ini dibicarakan secara beragam, atau dengan kata lain dalam cakupan yang asimetris. Konstruksi asimetris adalah bangunan ataupun satuan struktur yang tidak setangkup, multiperspektif, multi-situasional, dan multi-kontekstual.
Subjek (manusia), di satu sisi, dalam posisi yang mapan bukan barang-tentu kemapanan adalah kondisi final yang ada pada dirinya. Kemapanan memungkinkan terbukanya kondisi atau situasi yang tidak diharapkan oleh subjek (manusia). Subjek (anak) yang digambarkan pada cerpen “Anak Perempuan yang Kululuskan” pada artikel pertama misalnya, menjadi subjek yang merombak, mendobrak, dan melintasi batas kemapanan. Ikhtiar kedua orang tua untuk saling bersaing memenuhi kasih sayang kepada si anak ternyata menjadi kegagalan sintesis yang membuka kemungkinan terjadinya hal lebih buruk kepada si anak.
Di sisi yang lain, manusia sebagaimana yang disebutkan oleh Žižek (1994) menjadi subjek yang selalu berada di kondisi kurang (lack) sehingga terus menghasrati sesuatu yang diinginkannya. Kekuatan imajiner manusia inilah terpicu oleh benturan rasionalitas dan emosionalitas dari dalam dirinya. Manusia, secara sadar ataupun tidak, terus menerus tergerus dalam pusaran simbolitas yang ia hasrati, atau menahan diri dan mencapai otentisitas. Sebab itu, dapat dikatakan bahwa subjek selalu berjalan pada ketidakpastian, dan ketidakpastian pada akhirnya menjadi suatu keniscayaan.
Apabila Berger (1990) pernah menyatakan bahwa keberhasilan sosialisasi sangat bergantung pada simetri antara dunia (objektif) masyarakat dan dunia (subjektif) individu, dan kegagalan sosialisasi terletak pada asimetri di antara keduanya. Kenyataannya kita perlu memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang kerap terjadi bahwa sosialisasi total tidak akan pernah ada, atau tidak mungkin ada.
Konstruksi asimetri sering melingkupi kehidupan subjek (manusia), dan kehidupan manusia sejatinya selalu dinamis, berubah-ubah. Di lain sisi, masih ada tatanan-tatanan secara simbolis, politis, ataupun sosial mencoba mengatur, membagi, dan menempatkan diri manusia pada partikular-partikular yang tidak seimbang.
Harga 135.000
Judul: Sastra Subjek Dan Konstruksi Asimetris
Penulis: Nadhila Hibatul Nastikaputri, dkk.
Penerbit: Gambang
Tahun Terbit: 2022
Halaman: 223 hlm.
Kategori: Esai
Kelas: Sastra
ISBN:
Buku Nadhila Hibatul Nastikaputri, dkk. - Sastra Subjek Dan Konstruksi Asimetris
Idealitas (kehidupan) sejatinya tidak pernah ada. Subjek selalu berjalan di atas ketidakpastian, dan pada posisi tertentu ia dikonstruksi, berkontestasi, dan bergerak atas ketidakpastian itu. Hal inilah yang membawa subjek berada dalam sumbu-sumbu asimetris.
Tulisan-tulisan dalam buku ini secara keseluruhan bermuara pada perbincangan mengenai persubjekan. Perbincangan tersebut secara tidak langsung memiliki titik temu dan menjadi tema besar buku ini. Subjek-subjek dalam buku ini dibicarakan secara beragam, atau dengan kata lain dalam cakupan yang asimetris. Konstruksi asimetris adalah bangunan ataupun satuan struktur yang tidak setangkup, multiperspektif, multi-situasional, dan multi-kontekstual.
Subjek (manusia), di satu sisi, dalam posisi yang mapan bukan barang-tentu kemapanan adalah kondisi final yang ada pada dirinya. Kemapanan memungkinkan terbukanya kondisi atau situasi yang tidak diharapkan oleh subjek (manusia). Subjek (anak) yang digambarkan pada cerpen “Anak Perempuan yang Kululuskan” pada artikel pertama misalnya, menjadi subjek yang merombak, mendobrak, dan melintasi batas kemapanan. Ikhtiar kedua orang tua untuk saling bersaing memenuhi kasih sayang kepada si anak ternyata menjadi kegagalan sintesis yang membuka kemungkinan terjadinya hal lebih buruk kepada si anak.
Di sisi yang lain, manusia sebagaimana yang disebutkan oleh Žižek (1994) menjadi subjek yang selalu berada di kondisi kurang (lack) sehingga terus menghasrati sesuatu yang diinginkannya. Kekuatan imajiner manusia inilah terpicu oleh benturan rasionalitas dan emosionalitas dari dalam dirinya. Manusia, secara sadar ataupun tidak, terus menerus tergerus dalam pusaran simbolitas yang ia hasrati, atau menahan diri dan mencapai otentisitas. Sebab itu, dapat dikatakan bahwa subjek selalu berjalan pada ketidakpastian, dan ketidakpastian pada akhirnya menjadi suatu keniscayaan.
Apabila Berger (1990) pernah menyatakan bahwa keberhasilan sosialisasi sangat bergantung pada simetri antara dunia (objektif) masyarakat dan dunia (subjektif) individu, dan kegagalan sosialisasi terletak pada asimetri di antara keduanya. Kenyataannya kita perlu memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang kerap terjadi bahwa sosialisasi total tidak akan pernah ada, atau tidak mungkin ada.
Konstruksi asimetri sering melingkupi kehidupan subjek (manusia), dan kehidupan manusia sejatinya selalu dinamis, berubah-ubah. Di lain sisi, masih ada tatanan-tatanan secara simbolis, politis, ataupun sosial mencoba mengatur, membagi, dan menempatkan diri manusia pada partikular-partikular yang tidak seimbang.
Harga 135.000
Judul: Sastra Subjek Dan Konstruksi Asimetris
Penulis: Nadhila Hibatul Nastikaputri, dkk.
Penerbit: Gambang
Tahun Terbit: 2022
Halaman: 223 hlm.
Kategori: Esai
Kelas: Sastra
ISBN: