Mat Drai, dkk. - Berbagai Aspek Dalam Khazanah Sastra Lisan Indonesia
Rp120.000
GBG0017
Buku Mat Drai, dkk. - Berbagai Aspek Dalam Khazanah Sastra Lisan Indonesia
Buku ini mengulas tentang berbagai aspek dalam khazanah sastra lisan di Indonesia. Sastra lisan merupakan warisan budaya adiluhung yang berfungsi sebagai media untuk mewariskan nilai-nilai kearifan lokal pada masa lalu dari generasi pendahulu kepada generasi penerusnya. Sastra lisan merupakan bagian dari warisan budaya tak benda (WBTB). Warisan budaya tak benda (intangible cultural heritage) bersifat tidak dapat dipegang atau abstrak dan dapat berlalu serta hilang dalam waktu seiring dengan perkembangan zaman (Sedyawati, 2002). Oleh karena itu, sastra lisan sebagai warisan budaya bangsa harus dilestarikan sehingga tidak “punah” seiring dengan pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Buku bunga rampai berjudul “Khazanah Sastra Lisan dalam Berbagai Aspek” yang memuat berbagai kajian dengan objek material sastra lisan ini dimaksudkan sebagai salah satu upaya untuk dapat berperan serta dalam melestarikan sastra lisan. Hal tersebut disebabkan melakukan penelitian tentang sastra lisan berarti ikut serta dalam upaya pendokumentasian sastra lisan dalam bentuk tulisan.
Apabila dihubungkan dengan pembagian domain Warisan Budaya Tak Benda dalam konvensi UNESCO Tahun 2003 tentang safeguarding of intangible cultural heritage, sastra lisan terkait dengan beberapa domain, antara lain (1) tradisi lisan dan ekspresi, (2) seni pertunjukan, (3) adat-istiadat masyarakat, ritual, dan perayaan-perayaan, serta (4) pengetahuan dan kebiasaan perilaku mengenai alam dan semesta (https://warisan.budaya.kemdikbud.go.id). Sastra lisan sangat banyak jumlahnya di Indonesia. Indonesia sangat kaya dengan beragam jenis sastra lisan yang tercakup dalam berbagai domain tersebut di atas. Hal tersebut disebabkan hampir tiap daerah di Indonesia memiliki sastra lisan. Sastra lisan berkembang dalam masyarakat Indonesia sejak masa praaksara, saat manusia belum mengenal tulisan.
Dengan mengacu pada Konvensi 2003 UNESCO Pasal 2 Ayat 2, dapat dikatakan bahwa sastra lisan sebagai bagian dari warisan budaya tak benda diwariskan dari generasi ke generasi, yang secara terus-menerus diciptakan kembali oleh masyarakat dan kelompok dalam menanggapi lingkungan sekitarnya, interaksi mereka dengan alam dan sejarah mereka, serta memberikan rasa identitas yang berkelanjutan, untuk menghargai perbedaan budaya dan kreativitas manusia (https://warisan.budaya.kemdikbud.go.id). Sastra lisan berkembang mengikuti perubahan yang terjadi pada masyarakat tradisional dalam memanfaatkan fungsi-fungsi yang terkandung di dalamnya. Masyarakat sebagai pelaku dan pendukung sekaligus dapat menjadi penonton, penyimak, pemerhati, dan pengapresiasi untuk menyerap nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung di dalamnya sesuai dengan kebutuhan mereka, baik secara sosial maupun individual. Rusyana (2006) mengatakan bahwa sastra lisan adalah sastra yang hadir dan hidup serta tersebar dalam bentuk tidak tertulis. Kehadirannya untuk menandai atau merayakan peristiwa tertentu dan dapat berupa mitos, dongeng, legenda, nyanyian, syair, hikayat, mantra, syair, pantun, pertunjukan, dan sebagainya.
Harga 120.000
Judul: Berbagai Aspek Dalam Khazanah Sastra Lisan Indonesia
Penulis: Mat Drai, dkk.
Penerbit: Gambang
Tahun Terbit: 2022
Halaman: 214 hlm.
Kategori: Esai
Kelas: Sosial
ISBN:
Buku Mat Drai, dkk. - Berbagai Aspek Dalam Khazanah Sastra Lisan Indonesia
Buku ini mengulas tentang berbagai aspek dalam khazanah sastra lisan di Indonesia. Sastra lisan merupakan warisan budaya adiluhung yang berfungsi sebagai media untuk mewariskan nilai-nilai kearifan lokal pada masa lalu dari generasi pendahulu kepada generasi penerusnya. Sastra lisan merupakan bagian dari warisan budaya tak benda (WBTB). Warisan budaya tak benda (intangible cultural heritage) bersifat tidak dapat dipegang atau abstrak dan dapat berlalu serta hilang dalam waktu seiring dengan perkembangan zaman (Sedyawati, 2002). Oleh karena itu, sastra lisan sebagai warisan budaya bangsa harus dilestarikan sehingga tidak “punah” seiring dengan pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Buku bunga rampai berjudul “Khazanah Sastra Lisan dalam Berbagai Aspek” yang memuat berbagai kajian dengan objek material sastra lisan ini dimaksudkan sebagai salah satu upaya untuk dapat berperan serta dalam melestarikan sastra lisan. Hal tersebut disebabkan melakukan penelitian tentang sastra lisan berarti ikut serta dalam upaya pendokumentasian sastra lisan dalam bentuk tulisan.
Apabila dihubungkan dengan pembagian domain Warisan Budaya Tak Benda dalam konvensi UNESCO Tahun 2003 tentang safeguarding of intangible cultural heritage, sastra lisan terkait dengan beberapa domain, antara lain (1) tradisi lisan dan ekspresi, (2) seni pertunjukan, (3) adat-istiadat masyarakat, ritual, dan perayaan-perayaan, serta (4) pengetahuan dan kebiasaan perilaku mengenai alam dan semesta (https://warisan.budaya.kemdikbud.go.id). Sastra lisan sangat banyak jumlahnya di Indonesia. Indonesia sangat kaya dengan beragam jenis sastra lisan yang tercakup dalam berbagai domain tersebut di atas. Hal tersebut disebabkan hampir tiap daerah di Indonesia memiliki sastra lisan. Sastra lisan berkembang dalam masyarakat Indonesia sejak masa praaksara, saat manusia belum mengenal tulisan.
Dengan mengacu pada Konvensi 2003 UNESCO Pasal 2 Ayat 2, dapat dikatakan bahwa sastra lisan sebagai bagian dari warisan budaya tak benda diwariskan dari generasi ke generasi, yang secara terus-menerus diciptakan kembali oleh masyarakat dan kelompok dalam menanggapi lingkungan sekitarnya, interaksi mereka dengan alam dan sejarah mereka, serta memberikan rasa identitas yang berkelanjutan, untuk menghargai perbedaan budaya dan kreativitas manusia (https://warisan.budaya.kemdikbud.go.id). Sastra lisan berkembang mengikuti perubahan yang terjadi pada masyarakat tradisional dalam memanfaatkan fungsi-fungsi yang terkandung di dalamnya. Masyarakat sebagai pelaku dan pendukung sekaligus dapat menjadi penonton, penyimak, pemerhati, dan pengapresiasi untuk menyerap nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung di dalamnya sesuai dengan kebutuhan mereka, baik secara sosial maupun individual. Rusyana (2006) mengatakan bahwa sastra lisan adalah sastra yang hadir dan hidup serta tersebar dalam bentuk tidak tertulis. Kehadirannya untuk menandai atau merayakan peristiwa tertentu dan dapat berupa mitos, dongeng, legenda, nyanyian, syair, hikayat, mantra, syair, pantun, pertunjukan, dan sebagainya.
Harga 120.000
Judul: Berbagai Aspek Dalam Khazanah Sastra Lisan Indonesia
Penulis: Mat Drai, dkk.
Penerbit: Gambang
Tahun Terbit: 2022
Halaman: 214 hlm.
Kategori: Esai
Kelas: Sosial
ISBN: