Yasunari Kawabata - Seribu Bangau
Rp48.000
GDG0009
Buku Yasunari Kawabata - Seribu Bangau
Dwarf tree. Pohon kerdil. Apa pula itu? Dua alis saya bertautan. Mencoba membayangkan sebatang pohon yang kerdil. Bonsai! Itu dia! Yang dimaksud dengan dwarf tree oleh sang penerjemah bahasa Jepang ke dalam bahasa Inggris adalah bonsai.
Demikianlah. Menerjemahkan sebuah cerita dari satu bahasa ke bahasa lain harus menggunakan imajinasi, seperti menulis cerita itu kembali namun sebisa mungkin tanpa mengubah makna. Tidak mudah.
Dalam novel Seribu Bangau ini disebutkan namanama tanaman yang hanya tumbuh di Jepang. Sebagai penerjemah saya wajib berusaha sebisa mungkin mencari referensi, menemukan nama tanaman yang tepat yang mungkin juga tumbuh di negera lain, yang lebih dikenal secara luas. Bila tidak menemukan maka saya menulis catatan kaki, menggambarkan bentuk tanaman itu, agar mempermudah pembaca memahaminya. Dalam hal ini, google amat berjasa sebab nyaris semua hal ada di sana lengkap dengan gambarnya.
Salah satu kata yang saya suka dalam novel ini adalah ‘tatami’, yang oleh Edward G. Seidensticker – penerjemah dari bahasa Jepang ke bahasa Inggris – ditulis sebagai ‘mat’ atau ‘tikar’. Saya memilih untuk tidak menerjemahkannya, sebagai arsitek saya paham benar apa itu tatami. Agar pembaca paham, maka saya tulis catatan kaki, menggambarkan tatami lengkap dengan ukurannya.
Seribu Bangau merupakan novel pertama yang saya terjemahkan. Kepada Hairus Salim HS, direktur Gading Publishing, saya ucapkan terima kasih telah memberi kesempatan ini. Jelas saya hanya berbekal nekad, sebab novel ini buah karya seorang sastrawan Jepang penerima penghargaan Nobel. Percayalah, telah saya curahkan segenap kemampuan dan imajinasi agar kisah mengharukan ini bisa dinikmati oleh pembaca Indonesia. Semoga pembaca tidak kecewa.
Harga 48.000
Judul: Seribu Bangau
Penulis: Yasunari Kawabata
Penerbit: Gading
Tahun Terbit: 2015
Halaman: 145 hlm.
Kategori: Novel
Kelas: Sastra
ISBN:
Buku Yasunari Kawabata - Seribu Bangau
Dwarf tree. Pohon kerdil. Apa pula itu? Dua alis saya bertautan. Mencoba membayangkan sebatang pohon yang kerdil. Bonsai! Itu dia! Yang dimaksud dengan dwarf tree oleh sang penerjemah bahasa Jepang ke dalam bahasa Inggris adalah bonsai.
Demikianlah. Menerjemahkan sebuah cerita dari satu bahasa ke bahasa lain harus menggunakan imajinasi, seperti menulis cerita itu kembali namun sebisa mungkin tanpa mengubah makna. Tidak mudah.
Dalam novel Seribu Bangau ini disebutkan namanama tanaman yang hanya tumbuh di Jepang. Sebagai penerjemah saya wajib berusaha sebisa mungkin mencari referensi, menemukan nama tanaman yang tepat yang mungkin juga tumbuh di negera lain, yang lebih dikenal secara luas. Bila tidak menemukan maka saya menulis catatan kaki, menggambarkan bentuk tanaman itu, agar mempermudah pembaca memahaminya. Dalam hal ini, google amat berjasa sebab nyaris semua hal ada di sana lengkap dengan gambarnya.
Salah satu kata yang saya suka dalam novel ini adalah ‘tatami’, yang oleh Edward G. Seidensticker – penerjemah dari bahasa Jepang ke bahasa Inggris – ditulis sebagai ‘mat’ atau ‘tikar’. Saya memilih untuk tidak menerjemahkannya, sebagai arsitek saya paham benar apa itu tatami. Agar pembaca paham, maka saya tulis catatan kaki, menggambarkan tatami lengkap dengan ukurannya.
Seribu Bangau merupakan novel pertama yang saya terjemahkan. Kepada Hairus Salim HS, direktur Gading Publishing, saya ucapkan terima kasih telah memberi kesempatan ini. Jelas saya hanya berbekal nekad, sebab novel ini buah karya seorang sastrawan Jepang penerima penghargaan Nobel. Percayalah, telah saya curahkan segenap kemampuan dan imajinasi agar kisah mengharukan ini bisa dinikmati oleh pembaca Indonesia. Semoga pembaca tidak kecewa.
Harga 48.000
Judul: Seribu Bangau
Penulis: Yasunari Kawabata
Penerbit: Gading
Tahun Terbit: 2015
Halaman: 145 hlm.
Kategori: Novel
Kelas: Sastra
ISBN:
