Tjahjono Widarmanto - Perbincangan Terakhir Dengan Tuan Guru
Rp50.000
BSI0380
Buku Tjahjono Widarmanto - Perbincangan Terakhir Dengan Tuan Guru
Penyair selalu berada dalam sebuah ketegangan, sebuah kondisi tarik-menarik antara mengabdi pada estetika atau mengabdi pada komunikasi. Ibaratnya, seorang penyair menjejakkan kakinya pada dua pijakan yang berbeda. Satu kakinya berjejak di karang yang tajam, yaitu bumi estetika yang membuatnya harus mengeksplorasi dan bergentayangan menemu, menyepuh, dan memberdayakan bahasa. Di sisi lain, ia berjejak di batu penuh lumut yaitu kepentingan ide dan tujuan berkomunikasi dengan pembacanya.
Tugas abadi seorang penyair adalah menemukan bahasa''yang oleh Kafka, dikatakan sebagai ketegangan antara '''menemui''' bahasa dan 'menemukan' bahasa. Setiap kata yang sudah berada dalam ruang orang ramai atau khazanah umum selalu sudah terbebani tanda-tanda yang mengarah pada makna. Saat penyair berhadapan dengan kata-kata semacam itu, berarti ia menemui bahasa. Ia tidak mendapatkan pengalaman baru dari kata yang sudah terbebani oleh tanda dan makna tersebut.
Menemukan bahasa berarti sebuah petualangan dan pengembaraan untuk mendapatkan pengalaman baru dalam sebuah kata, walaupun boleh jadi kata tersebut sudah lazim dipakai. Pengalaman baru itu bisa berupa pemerolehan efek, sensasi, sugesti atau asosiasi yang tidak diperoleh oleh banyak orang. Menemukan bahasa merupakan penggalian yang dalam terhadap kata. Penyair yang telah menemukan bahasa menjadikan puisi-puisi akan lekat dan berbekas dalam diri pembacanya.
Tjahjono Widarmanto
Harga 50.000
Judul: Perbincangan Terakhir Dengan Tuan Guru
Penulis: Tjahjono Widarmanto
Penerbit: Basabasi
Tahun Terbit: 2018
Halaman: 144 hlm.
Kategori: Puisi
Kelas: Sastra
ISBN:
Link pembelian buku via marketplace:
BUKALAPAK | TOKOPEDIA | SHOPEE
Buku Tjahjono Widarmanto - Perbincangan Terakhir Dengan Tuan Guru
Penyair selalu berada dalam sebuah ketegangan, sebuah kondisi tarik-menarik antara mengabdi pada estetika atau mengabdi pada komunikasi. Ibaratnya, seorang penyair menjejakkan kakinya pada dua pijakan yang berbeda. Satu kakinya berjejak di karang yang tajam, yaitu bumi estetika yang membuatnya harus mengeksplorasi dan bergentayangan menemu, menyepuh, dan memberdayakan bahasa. Di sisi lain, ia berjejak di batu penuh lumut yaitu kepentingan ide dan tujuan berkomunikasi dengan pembacanya.
Tugas abadi seorang penyair adalah menemukan bahasa''yang oleh Kafka, dikatakan sebagai ketegangan antara '''menemui''' bahasa dan 'menemukan' bahasa. Setiap kata yang sudah berada dalam ruang orang ramai atau khazanah umum selalu sudah terbebani tanda-tanda yang mengarah pada makna. Saat penyair berhadapan dengan kata-kata semacam itu, berarti ia menemui bahasa. Ia tidak mendapatkan pengalaman baru dari kata yang sudah terbebani oleh tanda dan makna tersebut.
Menemukan bahasa berarti sebuah petualangan dan pengembaraan untuk mendapatkan pengalaman baru dalam sebuah kata, walaupun boleh jadi kata tersebut sudah lazim dipakai. Pengalaman baru itu bisa berupa pemerolehan efek, sensasi, sugesti atau asosiasi yang tidak diperoleh oleh banyak orang. Menemukan bahasa merupakan penggalian yang dalam terhadap kata. Penyair yang telah menemukan bahasa menjadikan puisi-puisi akan lekat dan berbekas dalam diri pembacanya.
Tjahjono Widarmanto
Harga 50.000
Judul: Perbincangan Terakhir Dengan Tuan Guru
Penulis: Tjahjono Widarmanto
Penerbit: Basabasi
Tahun Terbit: 2018
Halaman: 144 hlm.
Kategori: Puisi
Kelas: Sastra
ISBN:
Link pembelian buku via marketplace:
BUKALAPAK | TOKOPEDIA | SHOPEE