Sabda Armandio - Kisah Kisah Suri Tauladan
Buku Sabda Armandio - Kisah Kisah Suri Tauladan
Mizraim diarak ke alun-alun. Pengadilan terbuka, seperti yang sering terjadi
di desa itu, bukanlah tempat untuk membuktikan bahwa seseorang tidak
bersalah melainkan sebuah usaha untuk mendesak seseorang mengaku. Di tiang
gantung Mizraim berteriak-teriak bahwa ia tak bersalah; bahwa penduduk desa
tak tahu berterimakasih. Ia menyebutkan jasa-jasanya di medan perang,
menyebut nama teman-temannya yang mati, mengutuk betapa anak muda zaman
sekarang tak menghargai jasa pahlawan yang membuat mereka bisa hidup tanpa
ancaman. Mizraim baru diam saat tali menyentuh kulit lehernya. Ia menelan
ludah. “Seperti dugaanku, kalian bersekongkol untuk membunuhku. Tapi, kenapa
baru sekarang?”
-Orang yang Ingin Mati sebagai Pahlawan
Ia mulai membuka kios setelah putus asa mencari kerja selama satu tahun
pasca lulus SMA. Kemarau pencari kerja yang tekun, sebenarnya, selain itu ia
rajin sembahyang dan selalu bangun saat mendengar adzan subuh. Sesungguhnya
ia layak menuntut keadilan pada Tuhan atau memprotes ibunda tercinta mengapa
ia dilahirkan ke dunia. Tetapi ia tidak melakukannya. Ia bukan orang yang
mau berdebat dengan nasib. Kedua orangtuanya lalu menyarankan agar ia
menikah saja, mereka percaya pernikahan akan membuka pintu rezeki. Meski
Kemarau tak menolak ide itu, toh ia tetap belum menikah hingga detik ini.
Bukan karena tak ada perempuan yang mau. Soal asmara, ia punya keyakinan
sendiri.
-Jam Sibuk
Judul: Kisah Kisah Suri Tauladan
Penulis: Sabda Armandio
Penerbit: Gambang
Tahun Terbit: 2019
Halaman: 161 hlm.
Kategori: Kumcer
Kelas: Sastra
ISBN:
Link pembelian buku via marketplace:
BUKALAPAK | TOKOPEDIA | SHOPEE