Duhan Amiluhur - Kolonialisme Gladiator Jawa
Buku Duhan Amiluhur - Kolonialisme Gladiator Jawa
Selain mengadu harimau melawan kerbau, ada pula tradisi lain yang terkait
dengan sima maesa yaitu rampog macan. Rampog atau rampog macan adalah
prosesi eksekusi Harimau yang umumnya dilakukan setelah pertandingan Sima
maesa. Harimau yang telah selesai melawan kerbau, dikelilingi oleh 2000-3000
orang bersenjatakan tombak membentuk semacam benteng. Harimau umumnya tidak
terlalu bergairah untuk menerobos kepungan tersebut karena telah habis
tenaganya sesudah melawan kerbau, sehingga dirangsang dengan tembakan,
pukulan gong atau api. Sesuai aba-aba Raja, beberapa orang pilihan dari
pengepung tersebut mendekati harimau untuk menombaknya hingga mati. Jika
pertunjukan rampog macan tidak diawali dengan sima maesa, maka harimau
dipersiapkan terlebih dahulu dalam kandang-kandang kecil yang ditempatkan di
alun-alun. Kandang-kandang tersebut memiliki pintu seperti jebakan tikus
yang mampu dibuka dari jauh, setelah kandang dibuka maka harimau akan
dirangsang untuk keluar menggunakan api.
Terdapat suatu makna simbolik dalam tradisi sima maesa yang diamati
pertamakali oleh Kolonial Inggris antara tahun 1811-1816. Thomas Stamford
Raffles dalam “The History of Java” menyebutkan bahwa dalam pertunjukan ini
(Sima maesa), orang Jawa terbiasa untuk membandingkan kerbau sebagai orang
Jawa, dan Harimau dengan orang Eropa. Dari sini bisa dibayangkan keinginan
mereka untuk memenangkan kerbaunya. Pertarungan biasanya berlangsung selama
duapuluh menit hingga setengah jam. Jika selama waktu itu tidak ada yang
kalah, maka binatangnya diganti. Sedangkan harimau yang masih bisa bertahan
akan dipindahkan untuk dibantai dengan cara yang dinamakan rampog (Rampog
Macan).
Judul: Kolonialisme Gladiator Jawa
Penulis: Duhan Amiluhur
Penerbit: Kendi
Tahun Terbit: 2021
Halaman: 135 hlm.
Kategori: Studi
Kelas: Sejarah
ISBN:
Link pembelian buku via marketplace:
BUKALAPAK | TOKOPEDIA | SHOPEE